Senin, 25 Juni 2012

batik

Anak itu melamun dengan kepala botaknya ketika suara yang lantang kini memaki dirinya di hadapan teman-teman yang yainnya di lapangan sekolah yang lumayan cukup luas.
"Hay, teman mau tau ada tukang batik nysar di sekolah," tunjuk Rendi dengan tatapan tajam bibir yang nyeroscos menyakiti hati anak itu, tapi makian itu kurang begitu di gubris oleh anak botak itu, kini kepala botaknya menjadi lampu penerang bagi hatinya yang sedang melonjak-lonjak ingin memberi rangsangan pada tangannya untuk memukul Rendi yang tidak henti-hentinya memaki dirinya yang kini memang berjualan batik di dalam sekolah, anak itu mengangkat plastik berisi batiknya lalu membawanya masuk ke dalam kelas dengan langkah yang lumayan melemah. ketika anak itu berjalan menuju kelas yang lumayan cukup jauh dari lapangn penuh makian itu, lalau anak itu berpapasan dengan seorang guru, yang tanpa diduga langsung mengerutkan matanya ketika melihat anak itu membawa plastik besar berisikan batik itu, anak itu semakin ketakutan, pikiranya ke mana-mana mungkin ia merasa bahwa dirinya memang  salah dengan ke adannya sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar