Gorengan yang Gani bawa sudah hampir dingin karena dari tadi pagi ia bawa keliling komplek untuk menjajakanya, namun hasilnya tetap saja tidak ada yang terjual dan hanya keringat yang selalu mengalir di dahinya mengiringi langkah lelahnya memanggul sebuah keranjang tempat gorengan yang kini sempurna telah dingin, kini ia semakin melamun karena hampir semua likuk jalan telah ia lalui untuk mencari pembeli gorengan yang ia buat tadi pagi, gorengan dengan harga tidak seberapa itu setia Gani pangggul walau kadang membuat ia merasa pegal. Kini hari semakin sore, sudah hampir jam 5 sore, mata Gani terlihat berkaca-kaca entah apa yang ada di pikiran Gani mungkin ia bersedih karena gorengan dagangannya itu belum ada satupun yang laku terjual, langkahnya semakin cepat menyisir setiap gang komplek dengan kegundahan di hatinya, keringat masih memandikan Gani dengan beberapa kali ia melirik-lirik seperti mencari sesuatu mungkin juga pembeli yang sedang ia pikirkan. sesekali tangan nya yang kiri menghapus keringat di mukanya, matanya tajam masih mencari sesuatu yang sepertinya bukan masalah pembeli, kini Bibirnya mulai di tarik senyum manis ketika teatapannya tertuju pada sebuah mesjid kecil di ujung gang, ia segera berlari walau kadang rasa berat menghinggapi dan beban di bawanya serasa hilang karena yang ia pikirkan dari tadi yaitu sholat ashar yang hampir tertinggal. hanya itu beban paling berat membelenggu pikiran Gani dari tadi ia percaya perkara gorengannya yang tidak laku dan uang yang belum ia dapatkan itu akan di atur oleh tuhanya, kini ia berbinar karena kewajibannya menyembah tuhannya akan bisa ia laksanakan dengan tenang, walau perut yang sangat lapar dan gorengan yang ia akan dagangkan sudah kurang layak di dagangkan karena sangat dingain dan sangat tidak baik jikalau di paksakan di jual, kini gani menurunkan keranjang gorengannya di lantai mesjid di sangat pojok aga tidak ketahuan kucing, lalu ia bergegas ke kamarmandi mesjid dan mengambil air wudhu, kini gani masuk ke dalam mesjid ia melihat sekeliling ruangan indah itu, ada kake-kake sedang tidur sambil duduk, wajahnya menunduk, gani masih memandangi kakek itu, punggungnya membungkuk. Setelah gani melihat dan memerhatikan kakek tua itu ia segera mengambil sesuatu di dalam kantong celananya, yaitu sebuah peci lusuh berwarna agak kecoklatan. lalu ia silat dengan khusuknya tanpa beban di setiap gerakan tertib solatnya itu. DOA GANI SEUSAI SOLAT "yA AllAh maafkan hambamu yang membiarkan waktu ku bertemu denganmu terhambat kebodohan hamba yang dari tadi belum menemukan mesjid, ya Rabb hilangkan alunan kesedihan hamba yang salah ini karena hamba menyedihkan perut hamba ketimbang tidak menyembah engkau"
ALLAHUAKBAR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar