Senin, 26 Mei 2014

Pertama kali Fitnes

Hari ini terasa aneh. Aku seperti makhluk primitif yang nyasar ke tempat fitnes. Memang ini kali pertamaku mengunjungungi tempat olahraga tubuh semacam itu. Bora nama sahabat yang menjerumuskanku ketempat yang membuat aku merasa asing dan memang terasingkan, jujur ketika masuk pintunya saja aku sudah mulai aneh dengan pakaian sendiri, sepertinya salah kostum. Disana orang-orang berbadan kekar seperti Rambo dan aderay sedang asik dengan alatnya masing-masing, pakaiannya pun serba ketat, jelas untuk menunjukan ototnya masing-masing. Masalahnya aku datang tanpa dosa mengenakan pakaian adat Baduy, memang seperti itu biasanya. Tubuhku yang ceking dengan rambut sedikit gondrong memperjelas dari mana asalnya makhluk semacam aku ini. Namun bukan aku kalau kurang aktif dan mudah berbaur, salah satu kebiasaanku yaitu mencari pengalaman baru dan hal-hal yang memang belum pernah sama sekali aku lakukan, walau itu diluar batas kemampuan diri. Dulunya Bora temanku ini sama seperti eku, sedikit ceking bahkan cenderung lebih pendiam dibandingkan dengan Badak pinsan sekalipun. Namun waktu berubah, dan iapun menjelma menjadi manusia seribu perubahan. jelas aku tak ingin membuat dia malu dengan kepercayaanya mengajaku ketempat yang memang bbukan tempatku. Berlaga sok kuat dan sok bisa mungkin itu andalanku saat ini, namun salah prediksi. Seni memang duniaku, jejauh manapun aku dituntut berimajinasi lama-lama bisa juga. Tapi ini masalahnya permainan otot tidak bisa dikelabui oleh imajinasi.
Baru saja tiga langkah memasuki ruang fitnes, rasanya sudah mengerikan. Tiba-tiba Bora mengangkat sebuah alat, dengan tenaganya yang sepertinya berat, menaik dan menurunkan dengan tangannya seperti orang sedang kebelet nikah namun calonnya sedang pacaran dengan hewan buas. Hehehe ngaurrr. Akupun gak mau kalah dong, dengan gesit aku mengambil alat pemberat atau Barbel dengan ukuran yang agak besar, dengan sombong aku dekati Bora langsung ku angkat dengan kecepatan yang dilebihkan. Naik turun seperti ingus yang ditarik ulur, senyum lebar aku berikan. Esensinya tidak ingin di remehkan masalah otot. dua puluh detik berlalu. Badan lemes ngosngosan cape sekali. 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar