Selasa, 17 Juli 2012
jamu susila
Kini Susila membuka bajunya, ia sedikit bersandar di dinding kamarnya, matanya sayup kakinya gemetar setelah seharian penuh Susila berkeliling, ranjang berlapiskan koran itu menggodanya untuk segera menidurinya, tapi susila masih tetap berpikir dengan gemetarnya, bayangan Nenek tua yang membeli jamunya tadi semakin melekat di benaknya, dengan segenap kesadaran Susila beranjak dari sandaranya untuk mempertegas bayangan nenk tua itu di benaknya, suara ketukan pintu mengejutkan tegaknya, ia memandangi pelatuk pintu. Masih menyipitkan matanya untuk melihat pelatuk pintu itu, lalu sedikit langkahnya mendekati pintu dari kayu tersebut, sedikit keraguanya telah menghilang dari benak Susila, suara "klik" pintu terbuka. Angin menggerakan rambut perempuan cantik itu, lalu susila tersenyum ketika mengetahui siapa yang sedang berdiri di hadapanya itu adlah nenek tua yang membantunya menghabiskan jamunya yang hampir tidak laku, dengam memborong jamu yang gadis manis itu bawa nenek itu seolah menyelamatkan hidupnya. Karena dengan terjualnya jamu tersebut Susila bisa mulai berdagang jamu dan di terima sebagai karyawan jamu di salah satu bandar jamu di kampung Sumenep.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar