Kamis, 26 Juli 2012

Mengendalikan Hawa Nafsu


Mengendalikan dan Menghadapi Hawa Nafsu


Tuhan Yang Maha Esa demikian mengasihi manusia sehingga berkah-Nya berlimpah-limpah. Demikian besar kasih-Nya sehingga manusia diciptakan hidup di dunia dengan perlengkapan badan yang sempurna dan disertai pula hati akal pikiran sebagai alat yang paling canggih. Bukan hanya itu semua, namun disertai pula nafsu sebagai bahan bakarnya agar manusia dapat mempergunakan semua alat tubuhnya untuk dapat menikmati kehidupan di dunia ini. Tanpa adanya nafsu, maka kehidupan akan menjadi hampa dan semua perlengkapan tubuh tidak dapat bekerja dengan sempurna. Namun, iblis yang selalu mengintai dan sudah sejak semula bersumpah untuk menggoda manusia dan menyeret manusia ke dalam perbuatan dosa, justru memanfaatkan kenikmatan hidup di dunia dengan membonceng pada nafsu manusia sendiri. Dengan demikian, maka keadaannya menjadi terbalik. Kalau semula manusia dengan jiwanya yang bersih menguasai, menjadi nafsu yang menguasai manusia dan akibatnya, manusia selalu mengejar-ngejar kenikmatan dan kesenangan dunia, menjadi budak dari nafsunya sendiri. Inginnya hanya enak-enak dan yang menyenangkan untuk diri sendiri sehingga untuk mendapatkan yang diinginkan dan dikejarnya itu, manusia menjadi lupa diri dan mempergunakan segala cara. Segala perbuatan jahat di dunia ini bersumber kepada nafsu ingin menyenangkan diri sendiri itulah.

Kebanyakan manusia menyadari akan kuatnya nafsu menguasai dirinya. Ada yang berusaha dengan segala macam cara untuk menundukkan dan mengalahkan nafsunya sendiri. Namun kebanyakan usaha manusia itu tidak berhasil. Mengapa demikian? Karena yang berusaha mengalahkan nafsu adalah hati akal pikiran, padahal di dalam hati akal pikiran itulah sang nafsu bersarang. Di situlah iblis berkuasa. Semua usaha dari pikiran untuk mengalahkan nafsu itu berarti mengalahkan diri sendiri dan usaha itupun bersumber dari nafsu itu sendiri !! Lalu bagaimana ? Siapa yang dapat menundukkan nafsu sehingga nafsu kembali ke tempatnya semula, yaitu menjadi peserta, menjadi alat dan menjadi pembantu yang setia, tidak lagi menjadi majikan yang menyeret manusia ke dalam dosa ?

Jawabannya hanya satu. Yang dapat mengalahkan dan menundukkan nafsu hanyalah yang mencipatakan nafsu itu sendiri. Siapakah yang menciptakan nafsu ? Sudah tentu adalah Tuhan Yang Maha Esa, pencipta dan sumber dari segala sesuatu. Karena itu, manusia hanya dapat berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, membuka diri secara total, sabar ikhlas tawakal sehingga kekuasaannya yang akan bekerja, membersihkan segala kotoran yang menodai jiwa. Kekuasan Tuhan yang akan mampu mengatur sehingga jiwa menjadi bersih kembali, menguasai nafsu yang kembali menjadi peserta atau pembantu yang baik. Yang tidak mungkin bagi manusia, sangatlah mungkin bagi Tuhan. Tak ada yang mustahil bagi Tuhan yang memiliki kekuasaan yang mutlak. 

[ Alap-Alap Laut Kidul – Asmaraman S. Kho Ping Hoo ]
Jilid 29 Halaman 29-31

Tidak ada komentar:

Posting Komentar