Mengendalikan dan Menghadapi Hawa Nafsu
Tuhan Yang Maha Esa demikian
mengasihi manusia sehingga berkah-Nya berlimpah-limpah. Demikian besar
kasih-Nya sehingga manusia diciptakan hidup di dunia dengan perlengkapan badan
yang sempurna dan disertai pula hati akal pikiran sebagai alat yang paling
canggih. Bukan hanya itu semua, namun disertai pula nafsu sebagai bahan
bakarnya agar manusia dapat mempergunakan semua alat tubuhnya untuk dapat
menikmati kehidupan di dunia ini. Tanpa adanya nafsu, maka kehidupan akan
menjadi hampa dan semua perlengkapan tubuh tidak dapat bekerja dengan sempurna.
Namun, iblis yang selalu mengintai dan sudah sejak semula bersumpah untuk
menggoda manusia dan menyeret manusia ke dalam perbuatan dosa, justru
memanfaatkan kenikmatan hidup di dunia dengan membonceng pada nafsu manusia
sendiri. Dengan demikian, maka keadaannya menjadi terbalik. Kalau semula
manusia dengan jiwanya yang bersih menguasai, menjadi nafsu yang menguasai
manusia dan akibatnya, manusia selalu mengejar-ngejar kenikmatan dan kesenangan
dunia, menjadi budak dari nafsunya sendiri. Inginnya hanya enak-enak dan yang
menyenangkan untuk diri sendiri sehingga untuk mendapatkan yang diinginkan dan
dikejarnya itu, manusia menjadi lupa diri dan mempergunakan segala cara. Segala
perbuatan jahat di dunia ini bersumber kepada nafsu ingin menyenangkan diri
sendiri itulah.
Kebanyakan manusia menyadari akan
kuatnya nafsu menguasai dirinya. Ada yang berusaha dengan segala macam cara
untuk menundukkan dan mengalahkan nafsunya sendiri. Namun kebanyakan usaha
manusia itu tidak berhasil. Mengapa demikian? Karena yang berusaha mengalahkan
nafsu adalah hati akal pikiran, padahal di dalam hati akal pikiran itulah sang
nafsu bersarang. Di situlah iblis berkuasa. Semua usaha dari pikiran untuk mengalahkan
nafsu itu berarti mengalahkan diri sendiri dan usaha itupun bersumber dari
nafsu itu sendiri !! Lalu bagaimana ? Siapa yang dapat menundukkan nafsu
sehingga nafsu kembali ke tempatnya semula, yaitu menjadi peserta, menjadi alat
dan menjadi pembantu yang setia, tidak lagi menjadi majikan yang menyeret
manusia ke dalam dosa ?
Jawabannya hanya satu. Yang dapat
mengalahkan dan menundukkan nafsu hanyalah yang mencipatakan nafsu itu sendiri.
Siapakah yang menciptakan nafsu ? Sudah tentu adalah Tuhan Yang Maha Esa,
pencipta dan sumber dari segala sesuatu. Karena itu, manusia hanya dapat
berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, membuka diri secara total,
sabar ikhlas tawakal sehingga kekuasaannya yang akan bekerja, membersihkan
segala kotoran yang menodai jiwa. Kekuasan Tuhan yang akan mampu mengatur
sehingga jiwa menjadi bersih kembali, menguasai nafsu yang kembali menjadi
peserta atau pembantu yang baik. Yang tidak mungkin bagi manusia, sangatlah
mungkin bagi Tuhan. Tak ada yang mustahil bagi Tuhan yang memiliki kekuasaan
yang mutlak.
[ Alap-Alap Laut Kidul –
Asmaraman S. Kho Ping Hoo ]
Jilid 29 Halaman 29-31
Tidak ada komentar:
Posting Komentar