Kadaan yang kian berubah di jaman sekarang, kini merubah juga jalan dan pemikiran Jikri sebagai seorang jawara/preman dalam bahsa gaulnya. Jikri kini lebih sering merenung di dalam mesjid dan mendekatkan dirinya kepada sangpncipta, tetapi semua keadaan itu tidak lantas membuat Jikri di terima di masyarakat khususnya bagi mereka yang telah merasakan kejamnya Jikri sang preman di dalam melakukan kejahatanya. Ketika sore hari Jikri sedang sembahyang di salah sat mesjid di dekat statsiun tempatnya beraksi beberapa minggu kemarin, tiba-tiba ia diseet puluhan orang dan segera tubuhnya di lempar keluar mesjid, mungin itu kekesalan masyarakat yang sampai saat ini kurang bisa menerima Jikri, jagoan itu hanya bisa diam. Tanpa membalas seranggannya itu, aneh dan keheranan masyarakat melihat diamnya Jikri, karena memang tdak sperti biasanya ia seperti itu, dua minggu kebelakang jikri pernah terserempat pejalan kaki seorang kakek tua yang memang tanpa sengaja menjatuhkan minuman yang sedang di minum jawara itu, kntan tanpa basa-basi dan melihat siapa lawannya, Jikri langsung menarik kerah sang kake yang tak berdaya di remas tangan jikri yang besar dan berotot, kakek itu terlihat seperti pakaian yang di jemur di batang pohn yang sangat besar, karena saking kuatnya tangan jikri mngangkat kerah si kake. tanpa melakukan perlawanan si kake pun hanya bisa dian, tetapi sang preman malah semakin bringas melihat diamnya sangamangsa. Tangan kanan Jikri mulai mengepal seraya naik ke atas dan segera menghantam wajah si kakek yang malang itu. Untung saja ada salah satu pemuda yang menghentikan tikaman mematikan jikri terhadap si kake, dengan gesit tangan besar Jikri di tahan dan berhenti dengan urat yang menjalar, mata yang melotot beralih kepada pemuda yang nekad itu. Melihat kejadian semacam itu beberapa warga langsung merespon dan mendatng ke tempat dimana Jikri dan pemuda itu saling menebar aua kemarahan, capat sekali para warga yang simpati terhadap si kakek tersebut berkumpul, mengerumuni sang peman kawakan. kini mata elangnya Jikri terpecah dan mengintai semua sudut, karena sempurna kini ia telah di kelilingi masyarakat, tetapi itu semua tidak sedikitpun merubah kondisi si kakek, kakek tua itu masing tersangku di tangan kiri Jikri. dengan bibir yang gemetar memarah murka jikri memecah kheningan, "Mau apa kalian, siapa yang akanmenjadi jagoan, Kamau?" tunjuk jikri pada pemuda yang pemberani itu.
"Tidak sedikitpun saya hendak menjadi jagoan Jik!" pemuda itu dengan tegas menimpali perkataan Jikri.
"Lalau apa maksudnya kamu menghalangi saya, apa kamu cari Mampus" jikri semakin tertantang dengan nada yang lebih tinggi.
"saya hidup pasti akan mati, tapi bukan karena engkau Jikri!" tegas pemuda itu.
dengan sangat jelas membuat sang jawara merasa tertantang dan memuncak murkanya, kepalan tangan nya pun kini beralih pada sang pemuda itu, dan si kake kini bisa terlepas dari cengkraman Jikri, dan segera berlari menuju sisian mendekati para warga yang sedang berkumpul mengelilingi kedua manusia berbeda niatan itu, sangkake batuk-batuk mungkin sesaknya masih terasa di lehernya. wajah lesu sangkakekpun kini semakin trlihat karena ia hampir terjatuh dan pinsan, kerumunan itupun langsung berpindah mendekat tubuh si kake yang tergeletak di terotoar jalan, hingga jidat Jikripun sedikit mengkerut dan kebingungan atas apa yang terjadi, si kake seperti telah kehilangan denyut nadinya, itu teriakan salah satu orang yang sedang memcoba membangunkan si kake, Jikri kini semakn terkejut mendengar itu semua. Kegelisahan Jikri sempurna ketika suara siine mobil polisi mendekati kerumunan tersebut, jikri hendak berlari kabur dari kondisi itu tetapi sang pemudan itu lagi-lagi menghentikan lengkah Jikri dengan tangannya yang tak kalah berotonya dengan jikri, sedikit berontak dengan jegalan itu dan beberapa kali memukulkan tangannya dan menendang sebisa mungkin terhadap pemuda itu, tetapi semuanya sia-sia karena beberapa polisi telah datang dan membantu melumpuhkan aksi jikri.
"saya tidak bersalah, dan tidak memukul kakek tersebt," teriak jikri
"nanti bicara di kantor saja,"
hanya itu yang di ungkapkan sang petugas kepolisian terhadap preman yang memang selama ini meresahklan warganya, lalu di seretnya Jkri menuju sebuah mobil yang terparkit di tengah jalan yang kontan membuat macet selurh isi jalan. the and
Tidak ada komentar:
Posting Komentar