Klara berjalan dengan penuh semangat menuju ruang dosen, berniat ingin segera berkonsultasi dengan dosen kesayangannya, wajah berbinar selalu menyertai langkah Klara sebelum bertemu dengan pembimbingnya itu, bukan hanya bimbingannya yang membuat Klara senang , tetapi keramahan dalam menyampaikan pendapat dan tambahan ilmu yang pas di hati Klara.sekarang tepat berada di ruangan ibu Mira, Klara sejenak membenahi pakayannya supaya lebih rapih dan sopan, pintupun di ketuknya, ada cahaya yang menyilaukan dengan dahsyat mata Klara terperanjat ketika melihat sosok lain sedang duduk, mungkin menanti kedatanganya, kening Klarapun mengkerut matanya di sipitkan, mempertegas siapa yang sedang duduk di kursi dose paporitnya itu, sulit di bayangkan ternyata Ibu Nuel si dosen sangar yang telah menanti Klara di meja yang seharusnya ramah itu.
"Silahkan masuk." dengan wajah sinis bu Nuel mempersilahkan.
"i i ia bu." setengah membungkuk Klara masuk.
kursi yang kini Klara duduki seperti sangat panas, bayangan rasa nyaman menghilang begitu saja, dan rasa penasaran menggelembung menjadi bulatan yang menopang ribuan pertanyaan mengenai ibu Mira, kini mereka berdua saling menatap, Klara menunggu intruksi dari bu Nuel, dan ibu yang sangar itu ternyata mau juga belajar senyum.
"Kamu pasti heran?" memicingkan matanya.
"tentang apa bu" KLara belaga bodo menutupi gemetarnya.
"Aku tau, pasti kau bertanya-tanya, mengapa saya yang duduk di sini, asal kamu tau aja, ibu Mira telah di keluarkan di kampus ini!" tegas ibu Nuel.
mata Klara melotot. terkejut mendengar semua itu, tetapi untungnya ia masih bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya, setelah mendengar penjelasan itu, kini Klara tau bahwa, banyak dosen yang lain yang kurang sepaham dengan konsep pembelajaran ibu Mira, yang tergolong berbeda dengan yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar