Senin, 03 September 2012

susahnya jadi bidan

Klara meragu mendengar ucapa dari beberapa dosennya.
      Perjuangannya hampir sempurna, keinginannya yang sangat besar untuk segera menuntaskan kuliahnya mendorong dia menjadi manusia super hebat. walau ia hanya wanita kecil dan sendiri dalam pejuangannya itu tidak mencerminkan jikalau ia lemah, hampir setiap malam ia menyusun KTI (karya tulis ilmiah) yang akan merubah panjang namanya ketika ia menyelesaikannya.
     kita panggil saja Ibu Mira, perempuan berumur 45 tahun berperawakan sedikit montok itu adalah dosen pembimbing Klara, bu Mira sangat murah dengan senyum ketika menghadapi semua mahasiswanya, wajahnya yang dikit kotak membuat kerudung yang selalu ia kenakan terlihat rapi dan lurus, salah satu mahasiswa yang menyukai stile ibu Mira adalah Klara, disamping ibu itu menyenangkan. Pembelajaran mengenai panduan menyelesaikan KTIpun sangat mudah di mengerti, untuk itu Klara sangat beruntung mendapatkan pembimbing seperti ibu Mira,  contohnya saat ini. Klara dipinta berkunjung kerumah si ibu yang baik itu, katanya di samping bimbingan ibu itu meminta Klara untuk membantu masak di rumahnya, sungguh cara yang aneh mendidik mahasiswa/i. namun sesampainya di rumah ibu Mira, klara tercengang melihat melihat rumah sosok dosen yang ia kagumi itu. mungin Klara berfikir kalau rumah semua dosen di kampusnya pasti besar dan megah, mengingat kampusnya adalah salah satu kampus terbesar di kotanya, untuk itu jabatan sebagai bidanpun pasti menunjang perekonomian para dosen itu, lain halnya dengan apa yang klara lihat sekarang, kini ia hanya melihat gubuk tua, di pesisian kampung di daerah bandung B, padahal hampir semua dosen yang mengajar di fakultas kebidanan kampusnya menggunakan obil mewah untuk sekedar datang berkunjung ke kampus, kening Klara sedikit mengkerut lalu ia bergumam.
"Mengapa saya tidak pernah memperhatikan ibu Mira ya!"
    tanpa menunggu lebih lama Klara  langsung mengetuk pintu kayu tua itu, agar lebih pasti kalau rumah tua itu adalah milik ibu Mira, walau ada sedikit keraguan di dalam hatinya, Klara terus menanti di hadapan pintu. karena tidak mungkin ibu mira memberi alamat rumah yang salah. Hingga akhirnya kluarlah sosok ibu yang sedang menggendong anaknya yang masih berumur lima tahunan, anak laki-laki manis itupun nampak nyaman di pangkuan ibu tua itu. Yah, memang ibu tua itu adlah ibu Mira seorang dosen yang pintar di kampusnya.
"Ehh, Klara silahkan masuk." ibu Mira ramah.
"ia, bu! terimakasih" sedikit terpatah-patah Klara melangkah masuk rumah tua itu.
 "Pasti kamu heran y nak Klara?" bu Mira melanjutkan sambutannya.
   Klara hanya diam karena merasa bingung harus menjawab seperti apa dengan pertanyaan yang di sangka tidak akan keluar dari mulu manis Ibu Mira, hingga akhirnya Klara hanya menebar senyum pertanda bingungnya. tetapi namanya juga ibu Mira ia adalah salah satu sosok yang memang jujur dan ramah, kini tanpa Klara pinta. Ibu itu menjelaskan apa yang ada di dalam unek-unek Klara. mengenai keadaan rumahnya yang Cukup memprihatinkan. setelah jelas semua yang di ucapkan bu Mira klarapun memiliki kesimpulan, bahwa ia sangat tepat mendapat dosen pembimbing seperti ibu Mira, kini Klara lebihmengenal ibu itu, ia jujur, sederhana, dan sopan terhadap semua orang. Klarapun langsung di ajaknya menuju dapur yang banyak menimbulkan cahnya dari bolongan di bilik sebagai dinding rumah tua itu.
      selesai masak dan mengajari Klara bagaimana caranya membuat suami betah dirmah itu, mereka berduapu mulai menyantap hidangan dan menu alakadarnya itu, kontan. luarbiasa ternyata semua maknan yang di racik bu Mira sangat lezat dan menggoda selera makan dengan aroma bawangnya. klara semakin salut dengan bu Mira, selan sederhana, pintar, dosen, mungkin harbaik, ternyata ia juga pinter masak, mungkin hari itu Klara bukan hanya mendapatkan bimbingan yang spesial terhadap KTInya, melainkan bimbingan bagai mana seharusnya hidup pun kini ia dapat dari hasil perteuannya itu dengan bu mira. singkat cerita hanya tinggal BAB 4 yang harus Klara selesaikan, namun ada kejadian mengejutkan dirnya, ibu Mira rupanya sudah tidak bisa membimbing Klara lagi, entah karena apa dengan alasan yang kurang jelas ibu itu menghilang. kini Klara harus merasakan hal yang sama dengan para mahasiswi yang lain, yaitu di bimbing oleh dosen yang sangat terkenan galaknya. memang hampir semua dosen di kampusnya berprilaki seperti dosen yang satu ini, sebut saja ibu Subriah, ia sangat galak dan terkesan angker menghadapi mahasiswanya. nah itulah gambaran keseluruhan dosen yang mengajar di kampus Klara. leh karena itu bu Mira terlihat seperti emas di dalam tanah yang selalu kelihaan indah.

Aapa yang terjadi dengan ibu Mira?
Bagaimana dengan KTI Klara, apakah selesai?
kita lanjutkan nanti ok...............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar