Senin, 16 Juli 2012

aliran sesat



                                                                                     Catatan pribadi
    
    
    
    
    


Materi bimbingan

MENGHINDARI PENYIMPANGAN DAN GANGGUAN KERUKUNAN


Pendahuluan
Pembahasan kali ini adalah bentuk tanggung jawab moral kami sebagai seorang muslim, yang harus saling menyelamatkan ‘Aqidah dan Syari’at sesama muslim yang lain.
            Tanggung jawab moral itu terbentuk oleh adanya rasa kekhawatiran kami, terhadap keselamatan saudara si-iman, khususnya mereka yang merupakan tunas bangsa dan generasi di masa mendatang, agar tidak terjerumus pada hasutan aliran-aliran perusak syari’at dan pengganggu keamanan negara.
            Pada kesempatan ini kita tidak akan membahasnya dari sudut politik dan tidak akan membahas kasus perkasus. Fokus pembahasan kami “Bagaimana kita membentengi diri agar terbebas dari hasutan aliran-aliran perusak syari’at dan pengganggu keamanan Negara”

Beberapa pengertian awal yang perlu di fahami

Ø  Ikhtilaf (Perbedaan pendapat) ada dua macam :

1.      Ikhtilaf dalam wilayah keseragaman.

Dalam wilayah ini tidak ada vonis salah dan benar, semua pendapat dan pandangan berjalan pada jalurnya masing-masing, benar dan salah hanya menurut mereka yang menyalahkan dan membenarkannya, Ikhtilaf inilah yang di kategorikan oleh Rosululloh Saw dalam kategori ikhtilaf yang membawa rahmat (Al-Ikhtilafu Rohmatun). Lalu apa saja yang perlu kita fahami agar suatu ikhtilaf menjadi rahmat sebagaimana yang di isyaratkan oleh Nabi Muhammad Saw, sedikitnya ada lima perkara yang perlu kita fahami :
a.       Kenapa boleh berikhtilaf/berbeda pendapat? …….
Jawabannya :
·         Sebab manusia memang di ciptakan tidak sama dalam berbagai hal.
·         Agar dengan perbedaan itu manusia saling mengisi kekurangan satu dengan yang lain, dan dengan cara seperti itulah Alloh Swt menghubungkan (mensosialkan) kita, sehingga manusia dikenal sebagai makhluq sosial.
·         Agar manusia mendekatkan diri kepada Alloh Swt, bermasyarakat dan mencintai negaranya dengan cara yang benar, sesuai dengan kemampuannya (Daya tangkapnya).
b.      Dalam hal apa saja dibolehkan berbeda pendapat? ………
Jawabannya :
·         Dalam hal yang tidak menyangkut dasar/prinsip kebenaran agama (Ushuludin).
·         Dalam hal-hal yang tidak mungkin dapat disamakan, maka perbedaan itu harus dibiarkan berjalan berdampingan, selama masih dapat saling menghargai.
·         Dalam hal yang dapat menyandingkan kebenaran dengan kebenaran, jadi tidak boleh (Haram) menyandingkan kebenaran dengan kesesatan atau kema’siatan.
c.       Bagaimana cara melakukan pendekatan/kompromi dalam perbedaan-perbedaan tersebut? ……...
Jawabannya :
·         Perbedaan yang terjadi didalam agama, dapat di kompromikan dengan melakukan  metode pendekatan tafsir, pengkajian hadits, peninjauan sejarah, musyawarah, saling menghormati dan lain sebagainya.
·         Di luar agama dapat di lakukan dengan metode pendekatan musyawarah, kesepakatan bersama, undang-undang atau dengan batasan-batasan yang telah di sepakati bersama.
·         Semuanya itu haruslah dengan azas, untuk mencari kemaslahatan bersama.
d.      Apa saja hikmah/faidah dari perbedaan yang terjadi? ……..
Jawabannya :
·         Agar kita bersyukur kepada Alloh Swt. Yang kaya berterima kasih kepada yang miskin, yang kuat berterima kasih kepada yang lemah, yang pintar berterima kasih kepada yang bodoh, yang di depan berterima kasih kepada yang di belakang, yang memimpin berterima kasih kepada yang di pimpin, hanya! yang benar  yang haram berterima kasih kepada yang salah, sebab salah bukan dari Alloh Swt. Sementara kaya, miskin, kuat, lemah, pintar, bodoh, di depan, di belakang, jadi pemimpin, jadi rakyat dan yang lainya semua itu ujian dari Alloh Swt.
·         Perbedaan adalah keindahan dan keserasian hidup, yang pada akhirnya semua itu akan  membuktikan tentang kebijaksanaan  Alloh Swt.  
·         Banyak pilihan hidup sesuai dengan kemampuan dan cara berfikir masing-masing.
·         Perbedaan merupakan tolak ukur segala sesuatu, contoh:
ü  Tolak ukur kesuksesan adalah kegagalan begitupun sebaliknya.
ü  Tolak ukur kekayaan adalah kemiskinan begitupun sebaliknya.
ü  Tolak ukur kebaikan adalah keburukan begitupun sebalinya.
·         Untuk mendapatkan kemuliaan (pahala), karena Alloh Swt. Akan memuliakan orang yang memuliakan orang lain dan menghormati pendapat orang lain, dan janji Alloh itu akan sia-sia seandainya manusia diciptakan dalam kondisi yang serba sama dan serupa.
e.       Bagaimana seharusnya menyikapi perbedaan? ……..
Jawabannya :
·         Galilah dan perdalamlah persamaan, jangan perbedaan yang selalu di ungkit dan di perbesar, meskipun persamaannya hanya sedikit, sebab tidak jarang yang sedikit dan remeh itulah yang jadi pemersatu.
·         Jadikan prinsip bahwa menghormati itu sangat mulia, lebih mulia daripada hanya sekedar ingin di hormati saja.

2.      Ikhtilaf dalam wilayah penyimpangan.

            Dalam wilayah penyimpangan harus ada vonis benar, salah, lurus atau menyimpangkah suatu pendapat, dan yang kita bahas (tentang aliran sesat) ada dalam wilayah yang kedua ini, pada wilayah ini tidak ada toleransi sebab kalau ada berarti kita membiarkan dan mengizinkan kesesatan dan penyimpangan berkembang di masyarakat.

Ø  Islam sangat menjunjung tinggi toleransi se-agama dan antar umat beragama.
Kalau kita mempelajari sejarah peradaban manusia, maka sepanjang itu pulalah perjalanan sejarah tentang toleransi, bahkan pada pra-sejarah dimulainya kehidupan manusia kisah tentang toleransi dalam arti saling meghargai dan menghormati telah terkisah antara manusia, malaikat dan iblis. Jika kisah antara malaikat dan manusia mangkisahkan sebuah kisah untuk saling menghormati, maka kisah tentang manusia dan iblis adalah contoh bagaimana toleransi itu tidak berjalan dengan baik.

Ø  Kalau begitu, apakah toleransi itu? ………

Berikut ini kami kemukakan dalam bentuk tabel beberapa pendapat, tafsiran atau terjemahan dari kata toleransi yang di sampaikan oleh beberapa tokoh yang berbeda latar belakangnya :

Tabel
Nama
Sumber
Arti yang di sampaikan
Tahun

Elias a elias & Ed.E.Elias
Kamus
Saling menanggung, meringankan, mempersilahkan, memudahkan, sabar, membiarkan.
1982
Prof. DR. H. Mahmud Yunus
Kamus
Memaafkan, berlaku lemah lembut, memudahkan, sama-sama berlaku baik, memberi tempo.
1972
Atabik Ali & Ahmad Zuhdi Mudhor
Kamus
Bersikap murah hati, ramah, bersikap gampang, kelembutan.
1996
Munjid “Al-Ma’luf” kepustakaan katolik
Kamus
Memudahkan, bersikap lembut, santai, memenuhi permohonan.
1986
           
Itulah semua arti yang telah di sampaikan dan di definisikan oleh mereka yang latar belakangnya bermacam-macam, namun semua arti yang mereka sampaikan akan bermuara pada dua kata satu arti, yaitu SALING MENGHORMATI .
 Namun kenapa, saat ini ada kecenderungan untuk memaknai toleransi dengan sikap cuek, acuh tak acuh dan saling membiarkan. Maka marilah sejenak kita memahami lebih dalam arti toleransi dari sudut yang berbeda, dengan memahami 3 butir pemahaman pokok :

Pertama:
Kalimat SALING, mengandung hukum timbal balik, maksudnya ada saatnya kita dihormati orang lain namun pada kondisi yang lain kita yang harus menghormati orang lain. Andaikata semua orang hanya ingin dihormati saja tentunya kalimat SALING ini tidak akan berjalan, sebab dunia hanya akan di penuhi oleh orang yang angkuh yang hanya mau menerima penghormatan tanpa mau menghormati orang lain, dalam bahasa para ‘ulama amat jelas bahwa, Menghormati orang lain berarti kamu menghormati dirimu sendiri, begitupun hadits Nabi banyak menyinggung hal ini Sayangilah semua (makhluq) yang ada di bumi, niscaya akan menyayangimu (Dzat) yang ada di langit (Alloh)” H.R. Bukhori-Muslim.
Kami ingin menyampaikan, bahwa ketika kita menghormati orang lain kita telah memulai untuk menghormati diri kita sendiri, dengan tiga alasan yang sudah pasti :
1.      Karena orang lain hanya akan menghormati orang yang pantas mereka hormati, salah satunya adalah orang yang pernah menghormati mereka. Dengan catatan bahwa walaupun sensungguhnya penghormatan seperti itu, mungkin hanya sebuah bentuk balas budi belaka.
2.      Sesuai dengan kemampuan orang lain, maksudnya adalah adakalanya orang lain bukan tidak mau untuk menghormati kita, tetapi kita tidak mempunyai sesuatu yang pantas untuk mereka hormati. Jadi sebetulnya di luar batas kemampuan seseorang, apabila kita memaksa orang lain untuk menghormati kita, padahal kita tidak pantas untuk di hormati.
3.      Alloh Swt dan RosulNya telah memberitakan sesuatu yang pasti, bahwa menghormati orang terlebih dahulu sebelum di hormati adalah lebih utama, bahkan agama memerintahkan untuk membalas semua penghormatan itu dengan yang lebih baik, firman Alloh Swt. Dalam Q.S. An-Nisa ayat 86 Artinya ”Dan apabila kamu di hormati dengan suatu penghormatan, maka balasalah dengan penghormatan yang lebih baik atau dengan yang serupa”.
Cara menafsirkan dan memahami ayat ini cukup dengan cara yang sangat sederhana, sebagai  berikut : ”Coba anda bayangkan, apabila anda menghormati orang lain berarti anda telah menghutangi orang lain dengan penghormatan, dan orang lain akan membalasnya dengan penghormatan yang lebih, maka makin sering anda menghormati orang lain, berapa kali lipat balasan yang akan anda terima? …… Namun sebaliknya, jika anda menahan balasan suatu penghormatan kepada orang lain yang menghormati anda, maka hutang anda akan semakin menumpuk dan apa jadinya jika penghormatan itu ditagih oleh yang berhak di akhirat nanti. NA’UDZU BILLAH …..

Kedua :
Marilah kita menghormati sesuatu yang terhormat, Jadi bukan toleransi apabila kita menghormati sesuatu yang tercela, kalaupun itu terjadi maka semua itu adalah toleransi yang tercela, dan itu bukan toleransi dalam arti saling menghormati, tetapi toleransi dalam arti saling mencela karena kita telah membiarkan perbuatan yang tercela.

Ketiga :
            Tujuan saling menghormati, pada akhirnya adalah untuk menciptakan kemaslahatan dan kedamaian bersama, maka orang yang tidak mau saling menghormati mereka bisa di kategorikan sebagai pengganggu kerukunan ber-agama dan berbangsa.
            Ketika kita sadar bahwa manusia diciptakan berbeda, maka kita harus siap untuk saling menghormati dan saling menghargai, tidak boleh tidak.

Renungan hari ini !!! …
            Hanya saja, wahai saudaraku! Di negeri ini yang sulit adalah menentukan mana yang benar, yang kita harus bersepakat atas kebenaran itu, sehingga pada kondisi tertentu sulit untuk saling menghormati, karena kita sudah berbeda pandangan mengenai kebenaran yang harus kita hormati.
           
Bentuk penyimpangan yang ada sekarang

Ø  Secara umum penyimpangan yang di lakukan oleh aliran-aliran sesat yang berbasis agama islam sampai saat ini ada tiga :
a.       Membelokan pengertian-pengertian agama. Seperti :
·         Salah menafsirkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan sengaja.
·         Membelokkan arti jihad dari yang sesungguhnya.
·         Menafsirkan arti kenabian dengan seenaknya.
·         Membuat pengertian sendiri mengenai pembentukan Negara islam. Dan lain-lain.
b.      Penghasutan atas nama agama, untuk tujuan tertentu.
Sehingga, semua dalil agama mereka kerahkan hanya untuk membenarkan aksi hasutannya, baik untuk tujuan pribadi, ekonomi, teror, kekerasan, dendam, politik dan lain-lain.
c.       Keluar dari syari’at. Seperti :
·         Membuat agama baru dengan mencampur adukan semua agama.

Indikasi penyimpangan
Ø  Asal dari indikasi(ciri) penyimpangan adalah, bahwa apa saja yang mereka yakini, mereka lakukan dan mereka sebarkan semuanya menyimpang dari ajaran islam yang sudah pasti(qoth’i) dan disepakati oleh para ‘Ulama secara turun temurun.
Ø  Namun demi memudahkan pemahaman kita sebutkan beberapa hal, diantaranya :
a.       Merasa paling benar sendiri.
Sehingga mereka dengan mudah mengkafirkan orang diluar golongannya mereka, dan menyalahkan orang lain dengan kebenaran yang hanya ada pada diri mereka saja.
b.      Gerakan da’wahnya(kalau boleh kita sebut itu da’wah) selalu di bawah tanah/diam-diam.
            Hal itu disebabkan mereka sadar betul bahwa gerakan mereka itu menyimpang, berbeda jauh dengan da’wah yang di lakukan oleh Rosul Saw. Dan para shohabat.
Catatan: jadi anda harus curiga jika suatu ajakan tidak boleh di ketahui orang lain !!!…………..
c.       Membenarkan semua cara untuk mencapai tujuan.
      Maksudnya, dengan alasan bahwa tujuan mereka itu mulia, mereka membolehkan pengikutnya untuk berbuat dosa seperti mencuri, berbohong, meninggalkan perintah agama, membunuh, durhaka kepada orang tua, berzina, menipu dan lain-lain. Jika demikian halnya maka menurut kami mereka termasuk kelompok yang akan membolehkan ibadah haji dengan harta haram, berjihad dengan cara yang kotor, menyumbang mesjid dengan harta haram. Pertanyaannya, Apakah Nabi Saw di utus untuk mensyari’atkan hal itu? ……. Lalu Nabi mana yang mereka ikuti? …….
d.      Gerakan da’wahnya pamrih.
Apabila Rosul Saw Sangat mengedepankan keikhlasan dan pengorbanan dalam berjuang maka lain halnya dengan mereka yang sangat pamrih, bahkan iuran itu di wajibkan. Kita mengetahui melalui sejarah, bahwa bukan saja Nabi tidak mendapatkan keuntungan dari posisinya sebagai Nabi, justru hartanya yang ada habis untuk berjuang di jalan Alloh Swt. Disinilah mata hati orang yang beriman akan menangkap kesesatan itu, masih maukah terpedaya? …………. Marilah kita renungkan firman Alloh Swt. dalam Q.S. Yasin ayat 20-21.

Penyebab kemunculannya dan penyebarannya

Ø  Secara khusus, munculnya kesesatan yang bersifat pribadi seperti mengaku dirinya sebagai tuhan, malaikat jibril, nabi atau mengaku mengetahui hal-hal ghoib, membuat agama baru(dengan mencampurkan adukan semua agama) dan lain-lain. Semua itu terjadi lebih karena faktor internal (pribadi) seperti : karena jiwanya yang labil, bersekutu dengan syetan, tidak berilmu(kebodohan), keinginan terpendam, halusinasi atau karena diperbudak hawa nafsu.
v  Namun seorang kriminolog (Adrianus Meliala) menyebutkan, bahwa kemungkinan kemunculannya juga dapat disebabkan, karena seseorang tidak merasa puas dengan agama/keyakinan sebelumnya, sehingga dia mencoba mencari solusi permasalahan pribadinya di luar agama yang dia anut.
Ø  Sementara penyimpangan/kesesatan yang bersifat jama’ah muncul karena beberapa hal :
a.       Disengaja untuk tujuan tertentu, seperti tujuan pribadi, kelompok, politik, ekonomi, dan lain-lain.
b.      Karena adanya ketidak puasan kepada pihak tertentu, seperti kepada seseorang, kelompok, pemerintah, para ‘ulama atau kepada situasi yang menurut mereka salah sehingga mereka menginginkan perubahan.
c.       Kebodohan, yang menimbulkan salah tafsir kepada beberapa pengertian agama, maka konsekuensi logisnya adalah tindakan dan perilaku yang salah pula.
Ø  Kami berkesimpulan, bahwa kebodohan adalah penyebab utama menyebarnya aliran-aliran sesat, serta kebodohan pulalah yang mempunyai andil besar dari mulai kemunculan aliran sesat, penyebarannya dan bertahannya aliran-aliran sesat di masyarakat saat ini, mungkin hingga masa mendatang ! ………………



Istilah cuci otak (Brain Washing)

Ø  Dalam bahasa yang mudah di fahami (bahasa sehari-hari), pencucian otak itu terjadi karena di dalam otak kita ada kotoran, kemudian kotoran itu kita istilahkan dengan penyakit.
Ø  Penyakit utamanya ialah Kecenderungan memahami segala sesuatu dengan otak/akal saja, dari itulah disebut cuci otak bukan cuci hati, sebab logika itu dapat digiring, diarahkan dan dipengaruhi sementara hati/iman tidak demikian, tentunya disamping masih banyak lagi penyakit yang lainnya.
Ø  Dari kasus-kasus yang ada, setidaknya ada beberapa modus/cara pencucian otak :

1.      Pengosongan fikiran.
Caranya, anda dipengaruhi untuk menganggap salah semua yang anda yakini, anda pegang dan anda amalkan selama ini, dengan sendirinya anda akan meninggalkan semuanya itu lalu di isilah otak anda dengan doktrin mereka.

2.      Menciptakan keraguan.
Caranya, dengan berdiskusi yang menggiring dan mengarahkan fikiran anda, anda akan di paksa untuk mengikuti segala arahan mereka, cara berfikir mereka dan teori mereka, setelah anda ragu lalu mereka memasukan kedalam otak anda sesuatu yang hanya benar menurut mereka saja.

3.      Karena ada kesempatan.
Seperti pada anda yang sedang kacau fikirannya, lemah imannya, ilmunya, labil kepribadiannya atau secara kebetulan anda adalah orang yang sedang mencari solusi atas segala permasalahan yang sedang anda hadapi, maka bak seorang pahlawan pendoktrin akan dengan mudah memberikan solusi kepada anda padahal itu racun yang menyesatkan.

4.      Pembudakan fikiran.
Diantara caranya adalah, anda diiming-imingi surga, kesenangan abadi, kitalah yang paling benar atau didorong untuk menjadi pahlawan kesiangan bagi agama Alloh Swt, Kalau sudah terpengaruh, maka lihatlah anda akan menjadi budak mereka dan seperti di hipnotis, dengan suka rela anda akan berbohong kepada orang tua, menipu, melakukan teror, bunuh diri dan berbuat kejahatan lainnya. Pada kondisi seperti itu anda adalah orang yang sudah menjadi budak mereka, karena otak anda sudah dipengaruhi oleh cara berfikir mereka, sehingga memori anda telah lupa kepada kebenaran yang sesungguhnya, bagi anda yang benar adalah doktrin orang yang mencuci otak anda.
. Dari sekian banyak modus, pembudakan fikiran adalah yang paling berbahaya, karena korbannya akan sulit untuk di kembalikan kepada jalan yang benar, kasus ini sama dengan kasus bid’ah yang sering diperingatkan oleh Nabi Muhammad Saw kepada kita dengan keras bahwa bid’ah itu lebih berbahaya dari dosa biasa, sebab dosa akan terhapus dengan Istighfar (Taubat), tetapi tidak demikian halnya dengan bid’ah pelakunya tidak akan bertaubat sebab mereka tidak merasa berdosa, dengan kata lain mereka telah menganggap benar sesuatu yang salah.

5.      Dan masih banyak lagi cara yang akan mereka tempuh selama mereka bersekutu dengan syetan, sesuai dengan kondisi pada suatu zaman, sampai hari qiyamat.

Pencegahan lebih baik dari pengobatan

Ø  Kami membagi pencegahan itu menjadi dua bagian :
1.      Pencegahan dari dalam diri kita, diantaranya yang dapat kita lakukan :
a.       Memahami agama dengan baik, benar dan menyeluruh. Meskipun tidak harus menjadi ahli (‘Ulama) sekurang-kurangnya kita harus memahami dasar-dasar agama yang pokok.
Catatan: Terlalu mengedepankan akal/logika merupakan batu sandungan dalam memahami agama.
b.      Laksanakanlah perintah agama dengan kesungguhan hati.
Banyak orang yang lari dari perintah agama, karena menurut mereka perintah agama itu tidak ada manfaatnya, hal itu mengakibatkan mereka mencari solusi atas segala permasalahan dan keluhan hidup diluar agama, dan hasilnya tentu dapat kita pastikan bahwa mereka akan masuk dalam jebakan aliran-aliran yang menyimpang. Maka, laksanakanlah perintah agama dengan kesungguhan hati agar mendapat keutamaan dari ibadah tersebut, dalam bahasa yang ringan dan mudah difahami adalah “Bukan pahalanya yang setengah-setengah tetapi ibadahnya yang setengah-setengah, lebih lagi kalau tidak beribadah”.
c.       Perbanyaklah konsultasi/curhat.
Maksudnya, jangan dipendam sendiri setiap permasalahan yang di hadapi, apalagi kalau sampai di simpulkkan sendiri, lalu kesimpulan itu kita jadikan pedoman hidup yang salah dan tidak berdasarkan kepada ilmu, inilah awal kehancuran seseorang, yaitu jika telah berpedoman tanpa dasar ilmu.
2.      Pencegahan dari luar.
a.       Sibukanlah diri kita dengan kegiatan yang bermanfaat.
Agar kegiatan itu memalingkan perhatian kita dari ajakan dan pengaruh sesat. Maka kita tidak akan mempunyai  waktu dan kesempatan untuk memperhatikan ajakan-ajakan yang kurang bermanfaat, apalagi kalau kegiatan yang bermanfaat itu dapat membentengi diri kita dari ajakan menyesatkan, maka dengan sendirinya kita akan mempunyai filter (saringan) untuk memilih ajakan mana yang benar dan salah, sebab jangan sampai kita menjadi pribadi yang tertutup.
b.      Batasilah pergaulan dengan ‘arif dan bijaksana.
Kita adalah makhluq yang sempurna, suci dan terpilih. Alloh Swt Telah membekali kita dengan akal , hati dan agama untuk menjaga kesucian tersebut. Jadi apabila seseorang bertanya, bagaimana kita menjaga agar tidak terpengaruh oleh pergaulan yang merusak kesucian? … jawabannya adalah dengan menggunakan bekal-bekal itu.
Sejujurnya banyak hal yang dapat kita bedakan antara benar dan salah, dengan menggunakan akal, hati dan agama, namun pada kenyataannya banyak di antara kita yang lebih menggunakan hawa nafsu serta lebih tunduk pada ajakan syetan.

Beberapa contoh doktrin yang perlu di waspadai

Ø  Perlu diwaspadai karena doktrin-doktrin tersebut sering dikamoflase (dikaburkan), seakan-akan benar, seakan-akan dari islam, seakan-akan sunnah Rosul Saw. padahal bukan.
Ø  Diantaranya:

1.      Kafir adalah musuh.
            Boleh jadi pendapat ini sebetulnya muncul karena kewaspadaan yang berlebihan dari mereka yang sangat ingin islami, sehingga dalam memelihara keislamian tersebut, menjadikan mereka memandang bahwa peri-kehidupan orang kafir merupakan ancaman yang dapat merusak sendi-sendi keislaman. Jika demikian halnya maka kesan yang dapat kita fahami dari pendapat ini adalah:
a.       Islam hanya dapat terpelihara apabila keyakinan dan syari’at/hukum selain islam di hilangkan, padahal Alloh Swt. Berfirman dalam Q.S. Al-Ma’idah ayat 105, bahwa tidak akan membahayakan kesesatan apapun yang ada di dunia apabila kita mendapat petunjuk atau pemeliharaan dari Alloh Swt. Dan pemeliharaan itu datang karena ketaatan, bukan karena tidak ada gangguan.
b.      Di dunia ini hanya satu agama yang boleh ada, sebab pendapat ini memberi kesan bahwa islam tidak bisa berdampingan dengan agama lain, Benarkah? padahal islam agama Rohmatan lil’alamin.
c.       Islam ajaran kebencian, yang mengajarkan bahwa kita benar yang lain salah dan kita wajib membenci yang salah dan harus memeranginya. ajaran sesungguhnya yang diajarkan Rosul Saw. adalah bahwa kita yang paling benar di dunia dan akhirat menurut kita, kita harus memelihara dan mewariskannya kepada anak cucu kita dan yang meyakini kebenaran islam sama seperti kita (yang se-iman), namun kita tidak berhak memaksakan keyakinan ini kepada orang lain yang berbeda keyakinan, dengan beberapa alasan, pertama: Karena Alloh Swt. Berfirman Q.S. Al-Baqoroh Ayat 256, yang intinya tidak ada paksaan dalam memeluk agama islam, sebab kewajiban kita adalah berda’wah, menasihatkan, berusaha, mendo’akan dan memberi contoh dengan tauladan akhlaqul karimah, dan bukan menjadikan semua manusia masuk islam. Walaupun bukan berarti haram untuk berda’wah keluar islam. Kedua: Memeluk agama islam harus dengan hati yang murni yaitu ikhlash dan dengan ilmu, keterangan firman Alloh Swt. Q.S. Al-Bayyinah Ayat 5. Ketiga: Kewajiban pokok untuk menyebarkan agama secara mutlaq adalah kewajiban para N/abi dan Rosul ‘Alaihimussalam, sementara tugas kita sekarang adalah menjaga dan meneguhkan orang-orang yang sudah mendapat petunjuk. Dalam tatanan bernegarapun kita mempunyai suatu asas pokok yaitu suatu etika untuk tidak menyebarkan agama kepada orang yang telah beragama, ini yang di maksud oleh sila pertama pancasila yaitu ketuhanan yang maha Esa. Yang berarti bahwa seluruh warga Negara republik Indonesia adalah orang yang ber-agama. meskipun pada dasarnya tidak ada larangan dan tidak melanggar hukum Negara apabila seseorang berpindah agama, namun agama kita bahkan mungkin semua agama akan mengecam perbuatan tersebut dan dari situlah Alloh Swt. Memberi tanggung jawab kepada kita  untuk mengikat dan memelihara semua muslim dari pemurtadan-pemurtadan yang ada.

Peringatan!
*      Seandainya misi para Nabi dan Rosul a.s untuk mengislamkan seluruh manusia, pastilah mereka tidak akan mengajarkan toleransi dan Nabi Muhammad Saw. pada khususnya tidak akan membagi non-muslim(kafir) menjadi dua bagian besar: 1. Kafir Harbiy 2. Kafir Dzimmiy. Sebagai mana sabda beliau”Barang siapa yang menyakiti kafir Dzimmiy (kafir yang berdampingan secara damai dengan islam) maka ia telah menyakitiku”
*      Hidayah untuk memeluk islam adalah hak muthlaq Alloh Swt. Hidayah yang di bawa oleh Rosul Saw. hanyalah hidayah bimbingan dan peringatan, bentuk hidayah seperti ini adalah usaha bukan hasil, hasil dari hidayah adalah orang menjadi taat, taqwa atau mau memeluk agama islam, dan hasil dari hidayah  hanya milik Alloh Swt. Kita mengetahui melalui sejarah bahwa Rosul Saw. bersedih hati karena pamannya tercinta Abu Tholib tidak mau memeluk islam, sehingga turunlah Q.S. Al-Qoshosh ayat 56. Namun apakah Nabi Saw. membenci pamannya dan mewariskan kebencian itu kepada umatnya? …………..
*      Ketahuilah wahai saudaraku, Jika hidayah milik Nabi Saw. pastilah semua manusia/umatnya akan memeluk islam karena beliau sangat mencintai umatnya.
  
2.      Berlainan pendapat/madzhab adalah sesat dan salah.

3.      Perjuangan menegakan agama Alloh Swt. Adalah wajib dengan cara apapun harus ditegakan meskipun harus berbohong, mencuri dan lain lain.

4.      Doktrin tentang Bai’at.
Menurut mereka seseorang yang ingin memeluk islam harus di bai’at (sumpah/janji setia) mereka memutar balikan pengertian bai’at, mereka membuat syarat dan rukunnya sendiri sesuai dengan keinginan mereka dan mereka menciptakan sendiri tatacara/proses bai’at, yang sesungguhnya bukan bai’at tapi pemaksaan yang mengikat dan pencucian otak para pengikut mereka.

5.      Doktrin tentang syahadat.
Sama halnya dengan bai’at merekapun membuat pengertian, syarat dan rukun sendiri yang jauh dari ajaran agama islam yang sesungguhnya.

6.      Tentang kenabian, bahwa nabi telah di tutup tetapi rosul masih terus akan di utus.

7.      Doktrin hari qiyamat.
Diantara banyak doktrin yang bertebaran maka doktrin tentang hari qiyamat adalah doktrin yang paling murahan, sebab doktrin ini tidak lebih dari hanya sekedar untuk membuat orang putus asa, malas bekerja, cari sensasi, mendorong orang untuk terjerumus pada takhayul, dan pada puncaknya, hanya pasrah pada keadaan yang menolak berbagai bentuk usaha dan upaya untuk merubah keadaan.
Yang benar (yang setidaknya harus kita fahami) adalah :
(1) Bahwa qiyamat sudah dekat pengertian dekat ialah, sebab dia makin mendekat setiap saat waktu berjalan, dia tidak mungkin makin menjauh, apalagi sesungguhnya 100 tahun atau 1000 tahun adalah sangat singkat untuk ukuran dunia dibanding akhirat. Ket Q.S. Al-Qomar ayat 1 & Asy-Syuuro ayat 17.
 (2) Namun kita tidak dan mustahil akan mengetahui kapan tepatnya itu akan terjadi, kita hanya di beritahu oleh Alloh Swt. mengenai tanda-tandan akan kedatangannya, semua itu agar kita mempersiapkan bekal untuk menyambutnya dan menyambut kehidupan sesudahnya, jadi bukan masalah kita tahu atau tidak kapan qiyamat akan datang, siap atau tidak kita menyambut qiyamat itu permasalahannya. Maka kecelakaanlah bagi orang yang telah menyia-nyiakan sisa umurnya hanya untuk meremal kapan qiyamat akan datang. Ket Q.S. Luqman ayat 34.
(3)  Qiyamat pasti akan terjadi semua itu sudah kehendak AllohSwt. Bukan kehendak peramal, bukan pula karena alam sudah tua atau karena alam sudah tidak sanggup lagi menampung kema’siatan manusia dan kerusakan yang di timbulkannya. Qiyamat terjadi agar manusia menerima balasan atas perbuatan selama hidupnya. Ket. Q.S. Thoha ayat 15 & Al-Jaatsiyah ayat 32.

8.      Faham menyesatkan, seperti sholat cukup niat saja, al-Qur’an bukanlah nama kitab, dosa dapat di tebus dengan materi dan lain-lain.

9.      Doktrin tentang negara islam yang sering di kamoflasekan/dikaburkan.

Hikmah dan Nasihat

Ø  Semua yang terjadi saat ini adalah ujian dan secara bertahap akan membuktikan kekuasaan Alloh Swt.
Ø  Sebagian dari aliran yang kita bicarakan itu muncul karena keprihatinan mereka dengan kondisi umat saat ini. Ruh dan semangat ini harus ada pula pada jiwa kita, namun jangan di kotori dengan cara yang menyimpang dan sesat seperti mereka.
Ø  Alam ini terdiri dari banyak unsur, seperti:
·         Bumi …................ Mencakup Negara, hutan, laut, kutub, padang pasir, kekayaan alam dan lain-lain.
·         Langit ………….. Mencakup  bintang-bintang, udara, awan, cuaca, petir dan lain-lain.
·         Benda mati …….. Mencakup bebatuan, tanah, air, hasil tambang dan lain-lain.
·         Makhluq hidup ... Mencakup manusia, muslim, non muslim, hewan buas, jinak, malaikat, jin yang taat dan yang tidak taat. Sementara islam, merupakan rahmat bagi kesemuanya itu, dan kewajiban kita untuk mewujudannya.
Ø  Islam yang harus kita tonjolkan adalah nilainya bukan simbolnya, buktinya dan bukan teorinya.
Ø  Tujuan yang baik sekalipun, jangan sampai membuat kita menghalalkan segala cara.

Bandung Barat, 24 juli 2011
                                                                                                           Penulis


                                                                                                             Eka Nugraha

1 komentar: